السلام عليكم ورحمة الله وبركاته
الله ُأَكْبَرُ الله
ُأَكْبَرُ الله ُأَكْبَرُ -الله ُأَكْبَرُ الله ُأَكْبَرُ الله ُأَكْبَرُ -الله ُأَكْبَرُ الله
ُأَكْبَرُ الله ُأَكْبَرُ وَللهِ الْحَمْدُ
الله ُأَكْبَرُ كَبِيْرًا وَالحَمْدُ لِلّهِ كَثِيْراً. وَسُبْحَانَ اللهِ بُكْرَةً وَأَصِيْلاَ. لاَإِلهَ إِلاَّالله ُوَحْدَهُ. صَدَقَ وَعْدَهُ. وَنَصَرَ عَبْدَهُ.
وَأَعَزَّ جُنْدَهُ وَهَزَمَ الأَحْزَابَ وَحْدَهُ. لَاإِلهَ إِلاَّالله ُوَلاَ نَعْبُدُ إِلاَّ إِيّاَهُ. مُخْلِصِيْنَ لَهُ الدِّيْنَ وَلَوْكَرِهَ الكاَفِرُوْنَ.
الله ُأَكْبَرُ كَبِيْرًا وَالحَمْدُ لِلّهِ كَثِيْراً. وَسُبْحَانَ اللهِ بُكْرَةً وَأَصِيْلاَ. لاَإِلهَ إِلاَّالله ُوَحْدَهُ. صَدَقَ وَعْدَهُ. وَنَصَرَ عَبْدَهُ.
وَأَعَزَّ جُنْدَهُ وَهَزَمَ الأَحْزَابَ وَحْدَهُ. لَاإِلهَ إِلاَّالله ُوَلاَ نَعْبُدُ إِلاَّ إِيّاَهُ. مُخْلِصِيْنَ لَهُ الدِّيْنَ وَلَوْكَرِهَ الكاَفِرُوْنَ.
الحَمْدُ لِلّهِ الَّذِيْ حَرَّمَ
الصِّياَمَ أَيّاَمَ الأَعْياَدِ ضِياَفَةً لِعِباَدِهِ الصَّالِحِيْنَ. أَشْهَدُ
أَنْ لاَإِلهَ إِلاَّاللهُ وَحْدَهُ لاَشَرِيْكَ لَهُ الَّذِيْ جَعَلَ الجَّنَّةَ
لِلْمُتَّقِيْنَ. وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَناَ وَمَوْلاَناَ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ
وَرَسُوْلُهُ االداَّعِيْ إِلىَ الصِّراَطِ المُسْتَقِيْمِ . اللَّهُمَّ صَلِّ
وَسَلِّمْ وَباَرِكْ عَلىَ سَيِّدِناَ مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحاَبِهِ
وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلىَ يَوْمِ الدِّيْنَ. أَماَّ بَعْدُ
فَيَا عِبَادَ اللهِ، أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى
اللهِ فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ.وَأَحُسُّكُمْ عَلَى طَاعَتِهِ لَعَلَّكُمْ
تُرْحَمُوْنَ قَالَ اللهُ تَعَالَى فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ: أَعُوذُ بِاللهِ
مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيمِ، بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ قَدْ
أَفْلَحَ مَنْ تَزَكَّى - وَذَكَرَ اسْمَ رَبِّهِ فَصَلَّى
Hadirin
Rokhimakumullah..
RASA MEMANG TAK PERNAH BOHONG!
kemenangan idul fitri tahun lalu, kita lewati dengan kemeriahan, kebebasan
dan ketenangan, lain halnya dengan idul fitri tahun ini. Rasa cemas dan khawatir berselimut ketakutan,
menjelma dihati setiap manusia. Setiap nafas adalah curiga, setiap gerak adalah
curiga, setiap langkah adalah curiga, semua penuh dengan kecurigaan. Kekhusyu’an
sholat tarawih, meriahnya
lantunan al qur’an, nuansa indah
kota santri, yang seharusnya menjadi
khususiyah ramadhan, kini hanya
menjadi fatamorgana. Semua itu
terbentur sebuah kalimat yang tak lagi asing di telinga kita “kalian
dirumah saja biarkan kami yang bekerja” pandemi covid 19 yang melanda
semua Negara didunia tidak lain karena ulah tangan manusia. Allah
SWT.
menegaskan dalam firmanNya:
ظَهَرَ
الْفَسَادُ فِي الْبَرِّ وَالْبَحْرِ بِمَا كَسَبَتْ أَيْدِي النَّاسِ
لِيُذِيقَهُم بَعْضَ الَّذِي عَمِلُوا لَعَلَّهُمْ يَرْجِعُونَ
Telah nampak kerusakan di
darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia, supaya Allah
merasakan kepada mereka sebagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka
kembali (ke jalan yang benar). Quran Surat Ar-Rum Ayat 41.
Adanya virus corona merupakan
ganjaran
atas
tingkah laku manusia yang selalu salah dan
bangga dengan dosa-dosa. Sekilas, corona bermula dari keserakahan
manusia yang mengkonsumsi makanan yang tidak sewajarnya, yakni kelelawar. Ada
pula yang beranggapan bahwa corona merupakan senjata biologis yang sengaja diciptakan
demi mencapai posisi yang ditakuti dunia. Entah bagaimana mulanya, hanya Allah
yang mengetahui segala rahasia. Yang jelas itu tidak lepas dari ulah tangan
manusia.
Sebagai
mukmin, kita harus yakin bahwa Allah lah, maha dari segala maha, sumber dari
segala sumber. Tanpa kuasaNya, virus corona tak akan mewabah, tanpa ridhoNya,
virus corona tak akan musnah. Berbagai cara telah diupayakan untuk memutus
rantai penyebaran covid 19
dari isolasi mandiri, karantina,
social distancing ,
fisical distancing, PSBB dan lockdown, namun pandemi ini belum juga berahir. Bahkan WHO yang
menjadi badan kesehatan dunia pun kewalahan untuk menemukan faksinnya, hal ini
membuktikan bahwa teori manusia tidak mampu menerobos dinding takdir tuhan.
إنَّ اللهَ يَفْعَلُ مَا
يَشَاءُ وَيَحْكُمُ مَا يُرِيْدُ
Sesungguhnya Allah berbuat apa yang dikehendakinya, dan
menetapkan hukum menurut yang dikehendakinya
Hadirin
rokhimakumulloh..
Imam
Ibnu Sina, Seorang dokter kelahiran Persia yang diberi gelar bapak kedokteran
modern. Beliau menyebutkan bahwa “kepanikan
adalah separuh penyakit, ketenangan adalah separuh obat dan kesabaran adalah
permulaan kesembuhan”
Corona akan semakin meraja lela jika kita masih
menyikapinya dengan kepanikan. Karenanya, marilah kita hadapi pandemi ini dengan
sikap tenang dan penuh ketabahan. Sulthonul aulia syekh abdul qodir al-jailani
mengingatkan dalam manakibnya:
وَاعْلَمُوْا أنَّ
الْبَلِيَّةَ لَمْ تَأْتِي الْمُؤْمِنَ لِتُهْلِكهُ وَإِنَّمَا أَتَتْهُ
لِتَخْتَبِرَهُ
ketahuilah bahwasannya wabah itu tidak datang untuk
menghancurkan orang mu’min akan tetapi hanya untuk mengujinya.
Hanya dengan iman dan taqwa lah, kita akan mampu
memusnahkan perasaan takut yang tidak berkesudahan, sebagaimana firman Allah
SWT.
أَلآ إِنَّ أَوْلِيَآءَ اللهِ لاَخَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلاَ هُمْ يَحْزَنُوْنَ.
الَّذِيْنَ ءَامَنُوْا وَكَانُوْا يَتَّقُوْنَ
ingatlah, wali-wali Allah itu tidak ada rasa takut pada mereka dan mereka tidak merasa bersedih hati. Mereka adalah orang-orang yang beriman dan senantiasa bertaqwa.
ingatlah, wali-wali Allah itu tidak ada rasa takut pada mereka dan mereka tidak merasa bersedih hati. Mereka adalah orang-orang yang beriman dan senantiasa bertaqwa.
Corona merupakan barometer untuk
mengoreksi sejauh mana kadar keimanan dan ketaqwaan dalam hati. Susahkah kita
dengan ditiadakannya solat jum’at, tadarus keliling, kajian ilmu agama dan
agenda lain yang seharusnya menjadi ladang pahala di bulan ramadhan? Atau
justru kita merasa bangga karena terbebas dari segala bentuk kegiatan dan
iuran.? Bukankah Mu’min sejati akan semakin bertambah imannya ketika mendengar
ayat-ayat Allah dilantunkan.Bukankah hati mu’min yang haqiqi seharusnya ingkar
dengan segala macam kemungkaran. Lalu, pantaskah kita mengaku mu’min??
Kita telah lelah dengan virus yang
semakin mewabah, semua lapisan masyarakat merasakan dampaknya. Perekonomian
yang menjadi penunjang kemewahan dan kemegahan hari raya, kini hanya menjadi
perbincangan tanpa ada kepastian. Para pedagang kesulitan menjual dagangannya,
para petani kesusahan menjual hasil panennya, para buruh kebingungan untuk
mempertahankan pekerjaannya. Membengkaknya kebutuhan hari raya menjadi pemecah
kekhusyu’an, Rengek tangis buah hati semakin menambah kepiluan.
الله ُأَكْبَرُ – الله ُأَكْبَرُ – الله ُأَكْبَرُ وَللهِ الْحَمْدُ
Saudaraku...!!!
ketakutan pada corona jangan sampai membuat lalai akan dosa-dosa kita kepada sesama.
ingatkah, berapa banyak orang yang kita curigai, berapa banyak orang yang kita waspadai, hanya karena virus mikroba yang tidak kasat mata. Tanpa disadari kecurigaan dan kewaspadaan kita telah membuat mereka sakit hati. Bayangkan. Seandainya kita berada diposisi mereka, bagaimana rasanya diasingkan dan disangka membawa virus yang mematikan. Sabarkah kita??
sadarlah..!!! idul fitri bukanlah lembaran baru untuk mengulangi dosa-dosa yang telah lalu.
idul fitri bukanlah momen tahunan untuk merenungi kedurhakaan kita kepada orang tua. Tanpa rasa kasihan, kita memaksa mereka untuk mencukupi semua kebutuhan. Padahal, seluruh jiwa raga mereka telah dikorbankan demi senyum sang buah hati. Bukankah Ibu telah bersusah payah mengandung dan mempertaruhkan nyawanya untuk kita. Merelakan istirahat malamnya hanya demi mendoakan kita. Betapa agung cintanya, betapa besar kasih sayangnya, betapa mulia perjuangannya. Semua itu tak pernah diingatnya seperti kita yang tidak mau tau dengan derita yang dirasakannya. Belum lagi perjuangan ayah. Disaat lelahnya ia masih saja meluangkan waktu untuk meladeni semua rengekan kita. Ia tukarkan cucuran keringatnya dengan sepiring nasi, ia gadaikan tenaganya dengan sepotong roti, ia ihlaskan semuanya untuk kita tanpa pernah meminta ganti.
merenungi dosa-dosa kita kepada orang tua saja sudah sedemikian besarnya, apalagi jika di tambah dengan merenungi dosa kita kepada guru, kerabat, tetangga dan umat manusia. Namun sayangnya, idul fitri bukanlah momen untuk sekedar merenungi dosa-dosa tanpa usaha untuk tidak mengulanginya kembali.
idul fitri adalah hari yang suci bagi orang yang mau mensucikannya.
idul fitri adalah hari bahagia bagi orang yang mau merasakannya.
idul fitri adalah hari penuh ampunan bagi orang yang mau memintanya.
ketakutan pada corona jangan sampai membuat lalai akan dosa-dosa kita kepada sesama.
ingatkah, berapa banyak orang yang kita curigai, berapa banyak orang yang kita waspadai, hanya karena virus mikroba yang tidak kasat mata. Tanpa disadari kecurigaan dan kewaspadaan kita telah membuat mereka sakit hati. Bayangkan. Seandainya kita berada diposisi mereka, bagaimana rasanya diasingkan dan disangka membawa virus yang mematikan. Sabarkah kita??
sadarlah..!!! idul fitri bukanlah lembaran baru untuk mengulangi dosa-dosa yang telah lalu.
idul fitri bukanlah momen tahunan untuk merenungi kedurhakaan kita kepada orang tua. Tanpa rasa kasihan, kita memaksa mereka untuk mencukupi semua kebutuhan. Padahal, seluruh jiwa raga mereka telah dikorbankan demi senyum sang buah hati. Bukankah Ibu telah bersusah payah mengandung dan mempertaruhkan nyawanya untuk kita. Merelakan istirahat malamnya hanya demi mendoakan kita. Betapa agung cintanya, betapa besar kasih sayangnya, betapa mulia perjuangannya. Semua itu tak pernah diingatnya seperti kita yang tidak mau tau dengan derita yang dirasakannya. Belum lagi perjuangan ayah. Disaat lelahnya ia masih saja meluangkan waktu untuk meladeni semua rengekan kita. Ia tukarkan cucuran keringatnya dengan sepiring nasi, ia gadaikan tenaganya dengan sepotong roti, ia ihlaskan semuanya untuk kita tanpa pernah meminta ganti.
merenungi dosa-dosa kita kepada orang tua saja sudah sedemikian besarnya, apalagi jika di tambah dengan merenungi dosa kita kepada guru, kerabat, tetangga dan umat manusia. Namun sayangnya, idul fitri bukanlah momen untuk sekedar merenungi dosa-dosa tanpa usaha untuk tidak mengulanginya kembali.
idul fitri adalah hari yang suci bagi orang yang mau mensucikannya.
idul fitri adalah hari bahagia bagi orang yang mau merasakannya.
idul fitri adalah hari penuh ampunan bagi orang yang mau memintanya.
Ditengah-tengah
pandemi seperti ini, ibadah bukanlah suatu hal yang harus disisihkan. Tradisi
silaturrahmi dan menebar maaf harus tetap kita lestarikan tanpa melanggar
aturan yang telah ditetapkan oleh pemerintah. Dekat belum tentu sahabat, jauh
bukan berarti musuh, Memaafkan tidak selamanya harus berjabat tangan, Karena
hangat mentari dapat kita rasakan tanpa harus menyentuhnya.
Hadirin jamaah solat idul fitri yang
dimuliakan Allah
Habis gelap terbitlah terang, itulah
yang menjadi satu harapan. musibah covid 19 tidak serta merta diturunkan oleh
Allah tanpa ada hikmah didalamnya. Melalui firmanNya Allah SWT. Telah
menegaskan akan adanya kebahagiaan yang besar setelah kesulitan yang dihadapi.
إِنَّ مَعَ الْعُسْرِ يُسْرًا فَإنَّ مَعَ الْعُسْرِ يُسْرًا
Banyak pelajaran yang kita dapatkan dari musibah ini, yang
kaya, Jangan bangga dengan kekayaan yang dimiliki, corona mengajarkan bahwa
harta tidak selamanya berarti. Yang miskin, jangan berkecil hati, corona
mengajarkan bahwa kita tidak sendiri. Yang lemah jangan merasa susah, yang kuat
jangan merasa hebat, corona mengajarkan bahwa yang membedakan manusia hanyalah iman
dan ketaqwaan. Kekayaan, kekuatan, pangkat, ras dan profesi yang kita miliki
tak ubahnya hanyalah sebuah titipan yang tidak pantas untuk disombongkan.
Dihari yang indah ini, marilah kita rasakan persamaan yang selama ini tertutupi
oleh kemewahan duniawi. Tak perlu menyombongkan dan membanggakan diri, karena
bumi yang kita injak masih sama, karena langit yang kita tatap masih sama,
karena pada hakikatnya, semua yang dilangit dan dibumi adalah milik Allah SWT.
Kita harus bersyukur karena masih diberi kesempatan untuk
menjalankan ibadah Ramadhan dan
menghirup udara idul fitri meski dengan penuh keterbatasan. Pandemi yang
belum berakhir ini, harus kita jadikan sebagai bahan intropeksi untuk
mendekatkan diri kepada Alloh SWT. Karena sudah terlalu larut kita dijurang kemaksiatan, terlalu
asyik dalam kedzaliman, Berapa kali
solat yang kita tinggalkan, berapa banyak zakat yang belum kita tuniakan,
berapa besar dosa yang telah kita lakukan. Jangan sampai kita ahiri hidup ini
dengan perbuatan maksiat, karena ajal tak dapat di tunda maupun dipercepat.
الله ُأَكْبَرُ – الله ُأَكْبَرُ – الله ُأَكْبَرُ وَللهِ الْحَمْدُ
Untuk mengakhiri khotbah kali ini, marilah kita
bersama-sama menundukkan kepala, mengkhusyukan hati serta meng ikhlaskan niat
untuk berdo’a dan bermunajat kepada Allah.
Ya Allah... kami ingin seperti mereka yang selalu datang
menghadapmu, bersimpuh menyentuhkan lututnya pada lutut agungMu, dan meletakkan
telapak tangannya diatas paha-paha muliaMu, lalu kami akan bertanya
Ya Allah... tentang islam kami, tentang iman kami,
tentang ihsan kami
Ya Allah, mulut dan hati kami bersaksi tiada tuhan selain
engkau, dan Muhammad adalah utusanMu, tapi, kami sembah juga diri kami. Setiap
kali jasadku solat, diri kami pula yang kami ingat. Sebulan penuh kami
berpuasa, namun mulut dan lidah kami selalu saja berdusta.
Ya Allah ya tuhan kami, sering kali kami berbuat dzolim
kepada diri kami, sering kali kami berbuat dzolim kepada saudara-saudara kami, sering
kali berbuat dzolim kepada kedua oran tua kami, bahkan sering kali kami
menyakiti hati mereka. sampai hari ini kami belum mampu membahagiakan keduanya,
رَبَّنَا ظَلَّمْنَا أَنْفُسَنَا وَإِنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا
لَنَكُوْنَنَّ مِنَ الْخَاسِرِيْنَ
Ya Alloh.. dihari yang penuh ampunan ini,
ampunilah dosa dan kesalahan kami, ampunilah dosa dan kesalahan anak-anak kami,
ampunilah dosa dan kesalahan pasangan hidup kami, ampunilah dosa dan kesalahan
orang tua kami ya rob, jika mereka masih ada, panjangkan umurnya ya Alloh,
kasih sayangilah mereka, bahagiakan keduanya, berkahi kehidupannya, jika mereka
telah meninggalkan kami, jika mereka telah mendahuilui kami ya Allah, ampuni
dosa dan kesalahannya, terangi kuburnya, jadikanlah pusaranya taman dari taman
surgaMu ya robb...
Ya Allah, izinkanlah kami untuk berbakti
kepada mereka dengan mengabulkan do’a kami. Karena kami tak punya yang
sebanding nilainya dengan perjuangan mereka untuk kami.
Ya Allah.. bencana yang ada ini kami yakin
sebagai tanda sayang dan kasihMu kepada kami. Ya Alloh, engkau telah
mengingatkan kami yang lupa, mengingatkan bangsa kami yang lupa, ya Allah..
dengarkanlah doa-doa hambaMu yang berdo’a kepadaMu, ya Allah.. lindungi bangsa
ini dari ketakutan, ya Allah, kami yakin engkau maha baik, engkau maha pengasih
dan penyayang. Mudahkanlahlah semua kesulitan kami, mudahkanlah semua kesulitan
bangsa ini, Setelah hari ini ya rob.. yang kami rasakan adalah kenikmatan,
nikmat dalam beribdah, nikmat dalam bermunajat, nikmat dalam mencari nafkah dan
nikmat dalam menjalani hidup ini demi mendapat ridhoMu ya robb.
أعوذُ باللهِ مِنَ
الشيْطانِ الرَّجِيْمِ قَدْ أفْلَحَ مَنْ تَزَكَّىْ وَذَكَرَ اسْمَ رَبِّهِ
فَصَلَّى ، جَعَلَنَا اللهُ وَإيَّاكُمْ مِنَ الْعَائِدِيْنَ وَالْفَائِزِيْنَ
وَأدْخَلَنَا وَإيَّاكُمْ فِيْ عِبَادِهِ الصَّالِحِيْنَ وَقُلْ رَبِّ اغْفِرْ
وَارْحَمْ وَأنْتَ خَيْرُ الرَّاحِمِيْنَ وَاسْتَغْفِرُوْهُ إنَّهُ هُوَ
الْغَفُوْرُ الرَّحِيْم
خطبه الثانية
اللهُ اَكْبَرُ اللهُ اَكْبَرُ اللهُ اَكْبَرُ . اللهُ اَكْبَرُ اللهُ اَكْبَرُ اللهُ اَكْبَرُ. اللهُ اَكْبَرُ.لاَإلَهَ اِلاَّ اللهُ وَاللهُ اَكْبَرُ، اللهُ اَكْبَرُ وللهِ الْحَمْدُ.
الْحَمْدُ للهِ الَّذِيْ جَعَلَ هَذَا الْيَوْمَ عِيْدًا وَسَعَادَةً
لِلْمُسْلِمِيْنَ . وَخَتَمَ بِهِ شَهْرُ رَمَضَانَ الْمُبَارَكَ الَّذِيْ كُتِبَ
فِيْهِ الصِّيَامُ لِلْمُؤْمِنِيْنَ . وَأُنْزِلَ فِيْهِ الْقُرْآنُ هُدًى
لِلْمُتَّقِيْنَ . أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلهَ إِلاّ اللهُ وَحْدَهُ لاَشَرِيْكَ لَهُ
. وَأَشْهَدُ أَنّ مُحَمّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ. اَللهُمّ صَلّ وَسَلّمْ عَلى
سَيِّدِنَا مُحَمّدٍ وَعَلى آلِهِ وأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى
يَوْمِ الدّيْن.أَمّا بَعْدُ
فَيَا عِبَادَ اللهِ، أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى
اللهِ فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ.وَأَحُسُّكُمْ عَلَى طَاعَتِهِ لَعَلَّكُمْ
تُرْحَمُوْنَ قَالَ اللهُ تَعَالَى فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ: أَعُوذُ بِاللهِ
مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيمِ، بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ قَدْ
أَفْلَحَ مَنْ تَزَكَّى - وَذَكَرَ اسْمَ رَبِّهِ فَصَلَّى
اِنَّ اللهَ وَمَلآ ئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلىَ النَّبِى يآ اَيُّهَا
الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا. اَللَّهُمَّ
صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى عَبْدِكَ ونَبِيِّكَ وَرَسُوْلِكَ مُحَمَّدٍ
صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ أَجْمَعِيْنَ.
اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لَنَا وَلِوَالِدِيْنَا وَارْحَمْهُمْ كَمَا رَبَّوْنَا
صِغَارًا.رَبَّنَا ظَلَمْنَا أَنْفُسَنَا وَإِنْ لَّمْ تَغْفِرْ لَنَا
وَتَرْحَمْنَا لَنَكُوْنَنَّ مِنَ الْخَاسِرِيْنَ.
رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا وَلإِخْوَانِنَا الَّذِيْنَ سَبَقُوْنَا بِالإِيْمَانِ
وَلاَ تَجْعَلْ فِيْ قُلُوْبِنَا غِلاًّ لِلَّذِيْنَ آمَنُوْا. رَبَّنـَا إِنَّكَ
رَؤُوْفٌ رَحِيْمٌ.
اَللَّهُمَّ أَعِنَّا عَلَى ذِكْرِكَ وَشُكْرِكَ وَحُسْنِ عِبَادَتِكَ. اَللَّهُمَّ
يَا حَيُّ يَا قَيّوْمُ يَا ذَا الْجَلاَلِ وَالإِكْرَامِ يَا مُجِيْبَ دَعْوَةِ
الْمُضْطَرِّ إِذَا دَعَاكَ. نَسْأَلُكَ أَنْ تُعِزَّ الإِسْلاَمَ
وَالْمُسْلِميْنَ وَأَنْ تُذِلَّ الشِّرْكَ وَالْمُشْرِكِيْنَ وَأَنْ تُدَمِّرَ
أَعْدَاءَ الدِّيْنِ وَأَنْ تَجْعَلَ هَذَا الْبَلَدَ آمِنًا مُطْمَئِنًّا
وَسَائِرَ بِلاَدِ الإِسْلاَمِ وَالْمُسْلِمِيْنَ. اللَّهُمَّ ادْفَعْ
عَنَّا اْلبَلاَءَ
وَاْلوَبَاءَ وَالفَحْشَاءَ وَالشَّدَائِدَ وَالفِتَنَ وَالمِحَنَ مَا ظَهَرَ
مِنْهَا وَمَا بَطَنَ عَنْ بَلَدِنَا اِنْدُونِيْسِيَّا خآصَّةً وَسَائِرِ بُلْدَانِ
يَارَبَّ العَالَمِيْنَ. اَللَّهُمَّ انْصُرْ إِخْوَانَنَا الْمُسْلِمِيْنَ الْمُجَاهِدِيْنَ
فِي سَبِيْلِكَ فِي كُلِّ مَكَانٍ. اَللَّهُمَّ انْصُرْ إِخْوَانَنَا
الْمُسْلِمِيْنَ الْمُجَاهِدِيْنَ سَائِرِ بِلاَدِ الإِسْلاَمِ يَا رَبَّ
الْعَالَمِيْنَ. اللَّهُمَّ مَزَّقْهُمْ كُلَّ مُمَزَّقٍ مَزَّقْتَهُ مِنْ
أَعْدَائِكَ إِنْتِصَارًا لِأَنْبِيَآئِكَ وَرُسُلِكَ وَأَوْلِيَآئِكَ. اللَّهُمَّ
انْتَصِرْ لَنَا انْتِصَارَكَ لِأَحْبَابِكَ عَلَى أَعْدَائِكَ. اللَّهُمَّ
إِنَّكَ تَعْلَمُ مَا نَحْنُ فِيْهِ وَمَا نَطْلُبُهُ وَنَرْتَجِيْهِ مِنْ
رَحْمَتِكَ فِيْ أَمْرِنَا كُلِّهِ. فَيَسِّرْ لَنَا مَا نَحْنُ فِيْهِ مِنْ
سَفَرِنَا. وَمَا نَطْلُبُهُ مِنْ حَوَائِجِنَا. وَقَرِّبْ عَلَيْنَا
الْمَسَافَاتِ. وَسَلِّمْنَا منَ الْعِلَلِ وَالْآفَاتِ. وَلاَ تَجْعَلِ
الدُّنْيَا أَكْبَرَ هَمِّنَا. وَلاَ مَبْلَغَ عِلْمِنَا وَلاَ تُسَلِّطْ
عَلَيْنَا مَنْ لاَ يَرْحَمُنَا. بِرَحْمَتِكَ يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ. رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا
عَذَابَ النَّارِ.رَبَّنَا تَقَبَّلْ مِنَّا إِنَّكَ أَنْتَ السَّمِيْعُ
الْعَلِيْمُ وَتُبْ عَلَيْنَا إِنَّكَ أَنْتَ التَّوَّابُ الرَّحِيْمُ.وَصَلَّى
اللهُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ
أَجْمَعِيْنَ. سُبْحَانَ رَبِّكَ رَبِّ الْعِزَّةِ عَمَّا يَصِفُوْنَ.
وَسَلاَمٌ عَلَى الْمُرْسَلِيْنَ. وَالْحَمْدُ لِلّهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ.
والسلام عليكم ورحمة الله و بركاته
khutbah ini di terbitkan oleh takmir masjid Baiturrohman Desa Siremeng dukuh kantong kecamatan pulosari kabupaten pemalang jawa tengah 52355
Tim penyusun
Ust. Muhammad Ridwan
Ust, Ahmad Jaelani
Ust. Qodri Abu Zulfa
Ust. Ahmad Syakir
Tim pembantu
Ust. Ali Zaedi
Ust. Burhanuddin
Minhasul Muta'alimin
Nur Afifiuddin
Tim Pendukung
Bapak Daryo
Ibu. Budi
Poerwati
Sabilatul Rifkiyah
Budi Setiawan
Pembaca Ahli
Ust. Moh. Ulil Abshor S.Pd
Nur Yuda Isticha S.Pd
Rif'atul Qonita S.Pd
Lay Out
Muhammad Amiruddin

Tidak ada komentar:
Posting Komentar