kreatifitas santri

Foto saya
pemalang, jawa tengah, Indonesia
santri indonesia

Jumat, 22 Mei 2020

khutbah idul fitri - menjalin silaturrahmi ditengah pandemi


السلام عليكم ورحمة الله وبركاته
الله ُأَكْبَرُ  الله ُأَكْبَرُ الله ُأَكْبَرُ -الله ُأَكْبَرُ الله ُأَكْبَرُ الله ُأَكْبَرُ -الله ُأَكْبَرُ  الله ُأَكْبَرُ الله ُأَكْبَرُ وَللهِ الْحَمْدُ
 الله ُأَكْبَرُ  كَبِيْرًا وَالحَمْدُ لِلّهِ كَثِيْراً. وَسُبْحَانَ اللهِ بُكْرَةً وَأَصِيْلاَ. لاَإِلهَ إِلاَّالله ُوَحْدَهُ. صَدَقَ وَعْدَهُ. وَنَصَرَ عَبْدَهُ.
 وَأَعَزَّ جُنْدَهُ وَهَزَمَ الأَحْزَابَ وَحْدَهُ. لَاإِلهَ إِلاَّالله ُوَلاَ نَعْبُدُ إِلاَّ إِيّاَهُ. مُخْلِصِيْنَ لَهُ الدِّيْنَ وَلَوْكَرِهَ الكاَفِرُوْنَ.
الحَمْدُ لِلّهِ الَّذِيْ حَرَّمَ الصِّياَمَ أَيّاَمَ الأَعْياَدِ ضِياَفَةً لِعِباَدِهِ الصَّالِحِيْنَ. أَشْهَدُ أَنْ لاَإِلهَ إِلاَّاللهُ وَحْدَهُ لاَشَرِيْكَ لَهُ الَّذِيْ جَعَلَ الجَّنَّةَ لِلْمُتَّقِيْنَ. وَأَشْهَدُ أَنَّ سَيِّدَناَ وَمَوْلاَناَ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ االداَّعِيْ إِلىَ الصِّراَطِ المُسْتَقِيْمِ . اللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَباَرِكْ عَلىَ سَيِّدِناَ مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحاَبِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلىَ يَوْمِ الدِّيْنَ. أَماَّ بَعْدُ
فَيَا عِبَادَ اللهِ، أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ.وَأَحُسُّكُمْ عَلَى طَاعَتِهِ لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُوْنَ قَالَ اللهُ تَعَالَى فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ: أَعُوذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيمِ، بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ قَدْ أَفْلَحَ مَنْ تَزَكَّى - وَذَكَرَ اسْمَ رَبِّهِ فَصَلَّى
Hadirin Rokhimakumullah..
                        RASA MEMANG TAK PERNAH BOHONG!  kemenangan idul fitri tahun lalu, kita lewati dengan kemeriahan, kebebasan dan ketenangan, lain halnya dengan idul fitri tahun ini. Rasa  cemas dan khawatir berselimut ketakutan, menjelma dihati setiap manusia. Setiap nafas adalah curiga, setiap gerak adalah curiga, setiap langkah adalah curiga, semua penuh dengan kecurigaan. Kekhusyuan sholat tarawih, meriahnya lantunan al qur’an, nuansa indah kota santri, yang seharusnya menjadi khususiyah ramadhan, kini hanya menjadi fatamorgana. Semua itu terbentur sebuah kalimat yang tak lagi asing di telinga kita “kalian dirumah saja biarkan kami yang bekerja” pandemi covid 19 yang melanda semua Negara didunia tidak lain karena ulah tangan manusia. Allah SWT. menegaskan dalam firmanNya:
ظَهَرَ الْفَسَادُ فِي الْبَرِّ وَالْبَحْرِ بِمَا كَسَبَتْ أَيْدِي النَّاسِ لِيُذِيقَهُم بَعْضَ الَّذِي عَمِلُوا لَعَلَّهُمْ يَرْجِعُونَ
Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar). Quran Surat Ar-Rum Ayat 41.
Adanya virus corona merupakan ganjaran atas tingkah laku manusia yang selalu salah dan bangga dengan dosa-dosa. Sekilas, corona bermula dari keserakahan manusia yang mengkonsumsi makanan yang tidak sewajarnya, yakni kelelawar. Ada pula yang beranggapan bahwa corona merupakan senjata biologis yang sengaja diciptakan demi mencapai posisi yang ditakuti dunia. Entah bagaimana mulanya, hanya Allah yang mengetahui segala rahasia. Yang jelas itu tidak lepas dari ulah tangan manusia.
          Sebagai mukmin, kita harus yakin bahwa Allah lah, maha dari segala maha, sumber dari segala sumber. Tanpa kuasaNya, virus corona tak akan mewabah, tanpa ridhoNya, virus corona tak akan musnah. Berbagai cara telah diupayakan untuk memutus rantai penyebaran covid 19 dari isolasi mandiri, karantina, social distancing , fisical distancing, PSBB dan lockdown, namun pandemi ini belum juga berahir. Bahkan WHO yang menjadi badan kesehatan dunia pun kewalahan untuk menemukan faksinnya, hal ini membuktikan bahwa teori manusia tidak mampu menerobos dinding takdir tuhan.
إنَّ اللهَ يَفْعَلُ مَا يَشَاءُ وَيَحْكُمُ مَا يُرِيْدُ
Sesungguhnya  Allah berbuat apa yang dikehendakinya, dan menetapkan hukum menurut yang dikehendakinya
Hadirin rokhimakumulloh..
            Imam Ibnu Sina, Seorang dokter kelahiran Persia yang diberi gelar bapak kedokteran modern. Beliau  menyebutkan bahwa “kepanikan adalah separuh penyakit, ketenangan adalah separuh obat dan kesabaran adalah permulaan kesembuhan”
Corona akan semakin meraja lela jika kita masih menyikapinya dengan kepanikan. Karenanya, marilah kita hadapi pandemi ini dengan sikap tenang dan penuh ketabahan. Sulthonul aulia syekh abdul qodir al-jailani mengingatkan dalam manakibnya:
وَاعْلَمُوْا أنَّ الْبَلِيَّةَ لَمْ تَأْتِي الْمُؤْمِنَ لِتُهْلِكهُ وَإِنَّمَا أَتَتْهُ لِتَخْتَبِرَهُ
ketahuilah bahwasannya wabah itu tidak datang untuk menghancurkan orang mu’min akan tetapi hanya untuk mengujinya.
Hanya dengan iman dan taqwa lah, kita akan mampu memusnahkan perasaan takut yang tidak berkesudahan, sebagaimana firman Allah SWT.
أَلآ إِنَّ أَوْلِيَآءَ اللهِ لاَخَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلاَ هُمْ يَحْزَنُوْنَ. الَّذِيْنَ ءَامَنُوْا وَكَانُوْا يَتَّقُوْنَ
ingatlah, wali-wali Allah itu tidak ada rasa takut pada mereka dan mereka tidak merasa bersedih hati. Mereka adalah orang-orang yang beriman dan senantiasa bertaqwa.
          Corona merupakan barometer untuk mengoreksi sejauh mana kadar keimanan dan ketaqwaan dalam hati. Susahkah kita dengan ditiadakannya solat jum’at, tadarus keliling, kajian ilmu agama dan agenda lain yang seharusnya menjadi ladang pahala di bulan ramadhan? Atau justru kita merasa bangga karena terbebas dari segala bentuk kegiatan dan iuran.? Bukankah Mu’min sejati akan semakin bertambah imannya ketika mendengar ayat-ayat Allah dilantunkan.Bukankah hati mu’min yang haqiqi seharusnya ingkar dengan segala macam kemungkaran. Lalu, pantaskah kita mengaku mu’min??
          Kita telah lelah dengan virus yang semakin mewabah, semua lapisan masyarakat merasakan dampaknya. Perekonomian yang menjadi penunjang kemewahan dan kemegahan hari raya, kini hanya menjadi perbincangan tanpa ada kepastian. Para pedagang kesulitan menjual dagangannya, para petani kesusahan menjual hasil panennya, para buruh kebingungan untuk mempertahankan pekerjaannya. Membengkaknya kebutuhan hari raya menjadi pemecah kekhusyu’an, Rengek tangis buah hati semakin menambah kepiluan.
الله ُأَكْبَرُ الله ُأَكْبَرُ الله ُأَكْبَرُ وَللهِ الْحَمْدُ
Saudaraku...!!!
ketakutan pada corona jangan sampai membuat lalai akan dosa-dosa  kita kepada sesama.
ingatkah, berapa banyak orang yang kita curigai, berapa banyak orang yang kita waspadai, hanya karena virus mikroba yang tidak kasat mata. Tanpa disadari kecurigaan dan kewaspadaan kita telah membuat mereka sakit hati. Bayangkan. Seandainya kita berada diposisi mereka, bagaimana rasanya diasingkan dan disangka membawa virus yang mematikan. Sabarkah kita??
sadarlah..!!! idul fitri bukanlah lembaran baru untuk mengulangi dosa-dosa yang telah lalu.
idul fitri bukanlah momen tahunan untuk merenungi kedurhakaan kita kepada orang tua. Tanpa rasa kasihan, kita memaksa mereka untuk mencukupi semua kebutuhan. Padahal, seluruh jiwa raga mereka telah dikorbankan demi senyum sang buah hati. Bukankah Ibu telah bersusah payah mengandung dan mempertaruhkan nyawanya untuk kita. Merelakan istirahat malamnya hanya demi mendoakan kita. Betapa agung cintanya, betapa besar kasih sayangnya, betapa mulia perjuangannya. Semua itu tak pernah diingatnya seperti kita yang tidak mau tau dengan derita yang dirasakannya. Belum lagi perjuangan ayah. Disaat lelahnya ia masih saja meluangkan waktu untuk meladeni semua rengekan kita. Ia tukarkan cucuran keringatnya dengan sepiring nasi, ia gadaikan tenaganya dengan sepotong roti, ia ihlaskan semuanya untuk kita tanpa pernah meminta ganti.
merenungi dosa-dosa kita kepada orang tua saja sudah sedemikian besarnya, apalagi jika di tambah dengan merenungi dosa kita kepada guru, kerabat, tetangga dan umat manusia. Namun sayangnya, idul fitri bukanlah momen untuk sekedar merenungi dosa-dosa tanpa usaha untuk tidak mengulanginya kembali.
idul fitri adalah hari yang suci bagi orang yang mau mensucikannya.
idul fitri adalah hari bahagia bagi orang yang mau merasakannya.
idul fitri adalah hari penuh ampunan bagi orang yang mau memintanya.
Ditengah-tengah pandemi seperti ini, ibadah bukanlah suatu hal yang harus disisihkan. Tradisi silaturrahmi dan menebar maaf harus tetap kita lestarikan tanpa melanggar aturan yang telah ditetapkan oleh pemerintah. Dekat belum tentu sahabat, jauh bukan berarti musuh, Memaafkan tidak selamanya harus berjabat tangan, Karena hangat mentari dapat kita rasakan tanpa harus menyentuhnya.
Hadirin jamaah solat idul fitri yang dimuliakan Allah
          Habis gelap terbitlah terang, itulah yang menjadi satu harapan. musibah covid 19 tidak serta merta diturunkan oleh Allah tanpa ada hikmah didalamnya. Melalui firmanNya Allah SWT. Telah menegaskan akan adanya kebahagiaan yang besar setelah kesulitan yang dihadapi.
إِنَّ مَعَ الْعُسْرِ يُسْرًا فَإنَّ مَعَ الْعُسْرِ يُسْرًا
Banyak pelajaran yang kita dapatkan dari musibah ini, yang kaya, Jangan bangga dengan kekayaan yang dimiliki, corona mengajarkan bahwa harta tidak selamanya berarti. Yang miskin, jangan berkecil hati, corona mengajarkan bahwa kita tidak sendiri. Yang lemah jangan merasa susah, yang kuat jangan merasa hebat, corona mengajarkan bahwa yang membedakan manusia hanyalah iman dan ketaqwaan. Kekayaan, kekuatan, pangkat, ras dan profesi yang kita miliki tak ubahnya hanyalah sebuah titipan yang tidak pantas untuk disombongkan. Dihari yang indah ini, marilah kita rasakan persamaan yang selama ini tertutupi oleh kemewahan duniawi. Tak perlu menyombongkan dan membanggakan diri, karena bumi yang kita injak masih sama, karena langit yang kita tatap masih sama, karena pada hakikatnya, semua yang dilangit dan dibumi adalah milik Allah SWT.
Kita harus bersyukur karena masih diberi kesempatan untuk menjalankan ibadah Ramadhan dan  menghirup udara idul fitri meski dengan penuh keterbatasan. Pandemi yang belum berakhir ini, harus kita jadikan sebagai bahan intropeksi untuk mendekatkan diri kepada Alloh SWT. Karena sudah terlalu  larut kita dijurang kemaksiatan, terlalu asyik dalam kedzaliman,  Berapa kali solat yang kita tinggalkan, berapa banyak zakat yang belum kita tuniakan, berapa besar dosa yang telah kita lakukan. Jangan sampai kita ahiri hidup ini dengan perbuatan maksiat, karena ajal tak dapat di tunda maupun dipercepat.
الله ُأَكْبَرُ الله ُأَكْبَرُ الله ُأَكْبَرُ وَللهِ الْحَمْدُ
Untuk mengakhiri khotbah kali ini, marilah kita bersama-sama menundukkan kepala, mengkhusyukan hati serta meng ikhlaskan niat untuk berdo’a dan bermunajat kepada Allah.
Ya Allah... kami ingin seperti mereka yang selalu datang menghadapmu, bersimpuh menyentuhkan lututnya pada lutut agungMu, dan meletakkan telapak tangannya diatas paha-paha muliaMu, lalu kami akan bertanya
Ya Allah... tentang islam kami, tentang iman kami, tentang ihsan kami
Ya Allah, mulut dan hati kami bersaksi tiada tuhan selain engkau, dan Muhammad adalah utusanMu, tapi, kami sembah juga diri kami. Setiap kali jasadku solat, diri kami pula yang kami ingat. Sebulan penuh kami berpuasa, namun mulut dan lidah kami selalu saja berdusta.
Ya Allah ya tuhan kami, sering kali kami berbuat dzolim kepada diri kami, sering kali kami berbuat dzolim kepada saudara-saudara kami, sering kali berbuat dzolim kepada kedua oran tua kami, bahkan sering kali kami menyakiti hati mereka. sampai hari ini kami belum mampu membahagiakan keduanya,
رَبَّنَا ظَلَّمْنَا أَنْفُسَنَا وَإِنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُوْنَنَّ مِنَ الْخَاسِرِيْنَ
Ya Alloh.. dihari yang penuh ampunan ini, ampunilah dosa dan kesalahan kami, ampunilah dosa dan kesalahan anak-anak kami, ampunilah dosa dan kesalahan pasangan hidup kami, ampunilah dosa dan kesalahan orang tua kami ya rob, jika mereka masih ada, panjangkan umurnya ya Alloh, kasih sayangilah mereka, bahagiakan keduanya, berkahi kehidupannya, jika mereka telah meninggalkan kami, jika mereka telah mendahuilui kami ya Allah, ampuni dosa dan kesalahannya, terangi kuburnya, jadikanlah pusaranya taman dari taman surgaMu ya robb...
Ya Allah, izinkanlah kami untuk berbakti kepada mereka dengan mengabulkan do’a kami. Karena kami tak punya yang sebanding nilainya dengan perjuangan mereka untuk kami.
Ya Allah.. bencana yang ada ini kami yakin sebagai tanda sayang dan kasihMu kepada kami. Ya Alloh, engkau telah mengingatkan kami yang lupa, mengingatkan bangsa kami yang lupa, ya Allah.. dengarkanlah doa-doa hambaMu yang berdo’a kepadaMu, ya Allah.. lindungi bangsa ini dari ketakutan, ya Allah, kami yakin engkau maha baik, engkau maha pengasih dan penyayang. Mudahkanlahlah semua kesulitan kami, mudahkanlah semua kesulitan bangsa ini, Setelah hari ini ya rob.. yang kami rasakan adalah kenikmatan, nikmat dalam beribdah, nikmat dalam bermunajat, nikmat dalam mencari nafkah dan nikmat dalam menjalani hidup ini demi mendapat ridhoMu ya robb.
أعوذُ باللهِ مِنَ الشيْطانِ الرَّجِيْمِ قَدْ أفْلَحَ مَنْ تَزَكَّىْ وَذَكَرَ اسْمَ رَبِّهِ فَصَلَّى ، جَعَلَنَا اللهُ وَإيَّاكُمْ مِنَ الْعَائِدِيْنَ وَالْفَائِزِيْنَ وَأدْخَلَنَا وَإيَّاكُمْ فِيْ عِبَادِهِ الصَّالِحِيْنَ وَقُلْ رَبِّ اغْفِرْ وَارْحَمْ وَأنْتَ خَيْرُ الرَّاحِمِيْنَ وَاسْتَغْفِرُوْهُ إنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْم
خطبه الثانية
اللهُ اَكْبَرُ اللهُ اَكْبَرُ اللهُ اَكْبَرُ . اللهُ اَكْبَرُ اللهُ اَكْبَرُ اللهُ اَكْبَرُ. اللهُ اَكْبَرُ.لاَإلَهَ اِلاَّ اللهُ وَاللهُ اَكْبَرُ، اللهُ اَكْبَرُ وللهِ الْحَمْدُ.
الْحَمْدُ للهِ الَّذِيْ جَعَلَ هَذَا الْيَوْمَ عِيْدًا وَسَعَادَةً لِلْمُسْلِمِيْنَ . وَخَتَمَ بِهِ شَهْرُ رَمَضَانَ الْمُبَارَكَ الَّذِيْ كُتِبَ فِيْهِ الصِّيَامُ لِلْمُؤْمِنِيْنَ . وَأُنْزِلَ فِيْهِ الْقُرْآنُ هُدًى لِلْمُتَّقِيْنَ . أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلهَ إِلاّ اللهُ وَحْدَهُ لاَشَرِيْكَ لَهُ . وَأَشْهَدُ أَنّ مُحَمّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ. اَللهُمّ صَلّ وَسَلّمْ عَلى سَيِّدِنَا مُحَمّدٍ وَعَلى آلِهِ وأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدّيْن.أَمّا بَعْدُ
فَيَا عِبَادَ اللهِ، أُوْصِيْكُمْ وَنَفْسِيْ بِتَقْوَى اللهِ فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ.وَأَحُسُّكُمْ عَلَى طَاعَتِهِ لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُوْنَ قَالَ اللهُ تَعَالَى فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ: أَعُوذُ بِاللهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّجِيمِ، بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ قَدْ أَفْلَحَ مَنْ تَزَكَّى - وَذَكَرَ اسْمَ رَبِّهِ فَصَلَّى
اِنَّ اللهَ وَمَلآ ئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلىَ النَّبِى يآ اَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا. اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى عَبْدِكَ ونَبِيِّكَ وَرَسُوْلِكَ مُحَمَّدٍ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ أَجْمَعِيْنَ.
اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لَنَا وَلِوَالِدِيْنَا وَارْحَمْهُمْ كَمَا رَبَّوْنَا صِغَارًا.رَبَّنَا ظَلَمْنَا أَنْفُسَنَا وَإِنْ لَّمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُوْنَنَّ مِنَ الْخَاسِرِيْنَ.
رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا وَلإِخْوَانِنَا الَّذِيْنَ سَبَقُوْنَا بِالإِيْمَانِ وَلاَ تَجْعَلْ فِيْ قُلُوْبِنَا غِلاًّ لِلَّذِيْنَ آمَنُوْا. رَبَّنـَا إِنَّكَ رَؤُوْفٌ رَحِيْمٌ.
اَللَّهُمَّ أَعِنَّا عَلَى ذِكْرِكَ وَشُكْرِكَ وَحُسْنِ عِبَادَتِكَ. اَللَّهُمَّ يَا حَيُّ يَا قَيّوْمُ يَا ذَا الْجَلاَلِ وَالإِكْرَامِ يَا مُجِيْبَ دَعْوَةِ الْمُضْطَرِّ إِذَا دَعَاكَ. نَسْأَلُكَ أَنْ تُعِزَّ الإِسْلاَمَ وَالْمُسْلِميْنَ وَأَنْ تُذِلَّ الشِّرْكَ وَالْمُشْرِكِيْنَ وَأَنْ تُدَمِّرَ أَعْدَاءَ الدِّيْنِ وَأَنْ تَجْعَلَ هَذَا الْبَلَدَ آمِنًا مُطْمَئِنًّا وَسَائِرَ بِلاَدِ الإِسْلاَمِ وَالْمُسْلِمِيْنَ. اللَّهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا اْلبَلاَءَ وَاْلوَبَاءَ وَالفَحْشَاءَ وَالشَّدَائِدَ وَالفِتَنَ وَالمِحَنَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ عَنْ بَلَدِنَا اِنْدُونِيْسِيَّا خآصَّةً وَسَائِرِ بُلْدَانِ يَارَبَّ العَالَمِيْنَ. اَللَّهُمَّ انْصُرْ إِخْوَانَنَا الْمُسْلِمِيْنَ الْمُجَاهِدِيْنَ فِي سَبِيْلِكَ فِي كُلِّ مَكَانٍ. اَللَّهُمَّ انْصُرْ إِخْوَانَنَا الْمُسْلِمِيْنَ الْمُجَاهِدِيْنَ سَائِرِ بِلاَدِ الإِسْلاَمِ يَا رَبَّ الْعَالَمِيْنَ. اللَّهُمَّ مَزَّقْهُمْ كُلَّ مُمَزَّقٍ مَزَّقْتَهُ مِنْ أَعْدَائِكَ إِنْتِصَارًا لِأَنْبِيَآئِكَ وَرُسُلِكَ وَأَوْلِيَآئِكَ. اللَّهُمَّ انْتَصِرْ لَنَا انْتِصَارَكَ لِأَحْبَابِكَ عَلَى أَعْدَائِكَ. اللَّهُمَّ إِنَّكَ تَعْلَمُ مَا نَحْنُ فِيْهِ وَمَا نَطْلُبُهُ وَنَرْتَجِيْهِ مِنْ رَحْمَتِكَ فِيْ أَمْرِنَا كُلِّهِ. فَيَسِّرْ لَنَا مَا نَحْنُ فِيْهِ مِنْ سَفَرِنَا. وَمَا نَطْلُبُهُ مِنْ حَوَائِجِنَا. وَقَرِّبْ عَلَيْنَا الْمَسَافَاتِ. وَسَلِّمْنَا منَ الْعِلَلِ وَالْآفَاتِ. وَلاَ تَجْعَلِ الدُّنْيَا أَكْبَرَ هَمِّنَا. وَلاَ مَبْلَغَ عِلْمِنَا وَلاَ تُسَلِّطْ عَلَيْنَا مَنْ لاَ يَرْحَمُنَا. بِرَحْمَتِكَ يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ. رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ.رَبَّنَا تَقَبَّلْ مِنَّا إِنَّكَ أَنْتَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ وَتُبْ عَلَيْنَا إِنَّكَ أَنْتَ التَّوَّابُ الرَّحِيْمُ.وَصَلَّى اللهُ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِيْنَ. سُبْحَانَ رَبِّكَ رَبِّ الْعِزَّةِ عَمَّا يَصِفُوْنَ. وَسَلاَمٌ عَلَى الْمُرْسَلِيْنَ. وَالْحَمْدُ لِلّهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ.

والسلام عليكم ورحمة الله و بركاته

khutbah ini di terbitkan oleh takmir masjid Baiturrohman Desa Siremeng dukuh kantong kecamatan pulosari kabupaten pemalang jawa tengah 52355

Tim penyusun
Ust. Muhammad Ridwan
Ust, Ahmad Jaelani
Ust. Qodri Abu Zulfa
Ust. Ahmad Syakir

Tim pembantu
Ust. Ali Zaedi
Ust. Burhanuddin
Minhasul Muta'alimin
Nur Afifiuddin

Tim Pendukung
Bapak Daryo
Ibu. Budi
Poerwati
Sabilatul Rifkiyah
Budi Setiawan

Pembaca Ahli
Ust. Moh. Ulil Abshor S.Pd
Nur Yuda Isticha S.Pd
Rif'atul Qonita S.Pd

Lay Out
Muhammad Amiruddin

Tidak ada komentar: